jika aku menghitung nikmat-MU ,maka tidak terhitunglah nikmat-MU


Memberi keinsafan pd diri yg kurang bersyukur...astghfirullah...

Ya ALLAH…. ampunilah kami yang selama ini terlalu banyak dan sering menyia-nyiakan nikmatmu… kami terlalu sering menggunakan anugerahmu untuk hal-hal yang Engkau benci dan Engkau murkai…

Ampunilah kami ya ALLAH..

Jauhkanlah kami dari golongan orang-orang yang selalu berkeluh kesah yang tidak pernah puas dengan yang dimilikinya yang tidak puas dengan pemberian Engkau yang tidak puas dengan segala apa yang ada pada dirinya. Merekalah golongan yang engkau laknat. Jauhkanlah kami dari mereka ya ALLAH………

Ya Allah robbul alamiiin….

Jadikanlah kami sebagai ahli syukur… yang selalu bersyukur dan menyukuri segala pemberianmu, segala anugerahMu segala nikmatMu… sekecil apapun…

Berilah kami kebahagian dalam keadaan apapun yang Engkau ciptakan untuk kami… Jadikanlah kami orang-orang yang bersyukur ketika nikmat Engkau begitu melimpah…

Dan jadikankalh kami juga orang yang sabar dan bersyukur ketika kami dalam keadaan yang sempit. Sesungguhnya sesempit apapun hidup kami, selemah apapun keadaan kami, kami yakin bahawa Nikmat Engkau masih banyak yang berlimpah kepada kami….

Rabbana auzi’na an nasykura ni’matakallatii an’amta ‘alaina wa’alaa waalidaina wa an na’mala shaalihan tardlohu wa adkhilnaa bi rohmatika fi ‘ibaadikash-sholihin. Irhamna Ya arhamarrohimiin.

BEBERAPA NIKMAT ALLAH :
Diberikan anggota tubuh yang lengkap. Sebagian besar orang baru
menyedari kenikmatan ini setelah dikurangi oleh Allah. Nikmat anggota badan ini, akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.

Diberikan kesihatan. Nikmat ini tidak boleh dinilai dengan wang ringgit. Jika kita sakit, berlembar-lembar wang kita keluarkan. Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia lupa : sihat dan waktu luang.

Nikmat harta. Orang yang bersyukur kepada Allah akan menggunakan harta sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Nikmat Keamanan. Orang yang tidak mencampurkan keimanan dan kezaliman maka baginya ‘keamanan’. Dengan nikmat keamanan ini, kita bisa beribadah ataupun menuntut ilmu dengan perasaan
tenang.
Hidayah beragama Islam dan nikmat iman. SUBHAANALLAH !!, ini adalah nikmat yang paling besar. Mengapa demikian? Kerana dengan nikmat ini kita boleh membezakan kejahatan dan kebaikan, mana yang diperbolehkan oleh agama atau manakah yang tidak diperbolehkkan.

Namun, kebanyakan manusia itu zalim. Sedikit sekali manusia yang
bersyukur, mereka mengkufuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Katakanlah: ”Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (Al-Quran Al-Karim Surah Al-Mulk [67]: ayat 23)

Oleh kerana itu, perlu ditumbuhkan perasaan bersyukur kepada Allah sehingga mengantarkan kita untuk bersyukur kepada-Nya..

CARA MENUMBUHKAN PERASAAN SYUKUR :

Merenung (bukan membayangkan).

Lihatlah yang memberi nikmat, bukan besar kecilnya nikmat. Jika engkau mendapatkan nikmat dari Allah, jangan lihat besar kecilnya nikmat, tapi lihatlah yang memberi nik...mat (Rabbul ’alamin).

Lihatlah yang berada di bawah kita (kaitannya dengan nikmat)
Ingatlah keutamaan syukur. Orang beriman yakin, jikalau
bersyukur kepada Allah, maka akan mendapatkan keutamaan.

Sedarlah bahawa yang mampu memberikan hidayah untuk bersyukur hanyalah Allah semata.

CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH :

Hatinya tunduk, dan meyakini bahawa kenikmatan itu pemberian Allah. Hati itu untuk ma’rifah (mengenal Allah) dan mahabbah (mencintai Allah). Tanamkan dalam hati bahawa nikmat itu dari Allah semata.

Lisannya memuji Allah. Jika diberi nikmat, maka hakikatnya itu adalah nikmat dari Allah, maka pujilah Allah. Ucapkan pula, jazakumulloh khoiron kepada orang yang telah memberikan bantuan dan perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Hasan
al-Bashriy berujar, ”Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Sesungguhnya itu adalah kesyukuran.”

Anggota tubuhnya melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dalam hal ini anggota badan dijadikan sebagai sarana untuk taat kepada Allah dan mencegah dari maksiat kepada-Nya.

Ketika Abu Hazim ditanya mengenai bentuk syukurnya anggota-anggota badan, maka ia memberikan jawapan-jawapan. Syukurnya dua mata itu, jika melihat kebaikan, sebarkanlah, dan jika melihat keburukan, tutupilah!

Syukurnya dua telinga itu, jika mendengar kebaikan peliharalah, dan jika mendengar keburukan cegahlah!

Syukurnya dua tangan, janganlah tangan itu digunakan untuk mengambil barang yang bukan haknya, juga penuhilah hak Allah yang ada pada keduanya!

Syukurnya perut, hendaknya makanan ada di bahagian bawah, sedangkan yang atas dipenuhi dengan ilmu.

Syukurnya kemaluan, terdapat dalam firman Allah,
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
(Al-Quran Al-Karim Surah Al-Mu’minun [23]: ayat 5-7)

Syukurnya dua kaki, jika kamu melihat seseorang yang shalih meninggal, kamu bersegera mencontohi amalannya; dan jika jenazah orang yang tidak baik, kamu bersegera untuk menjauhkan diri dari amal-amal yang dia kerjakan, kamu bersyukur kepada Allah!

Sesungguhnya orang yang bersyukur dengan lisannya itu seperti orang yang memiliki pakaian tetapi ia hanya memegang hujungnya, tidak memakainya. Maka ia pun tidak terlindungi dari panas, sejuk, salju, dan hujan.

KEUTAMAAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH

Syukur adalah sarana menambah kenikmatan. Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, Sesungguhnya nikmat itu berkaitan dengan syukur dan syukur itu berkaitan dengan mazid (penambahan nikmat), keduanya tidak boleh dipisahkan, maka mazid dari Allah tidak akan terputus sampai terputusnya syukur dari hamba.

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memberitahukan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur (mengingkari nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".
(Al-Quran Al-Karim Surah Ibrahim [14]: ayat 7)

Allah menjadikan tambahan bergantung kapada kesyukuran dan tambahan dari-nya adalah tambahan yang tiada batas, sebagaimana syukur itu sendiri juga tiada batas.

Syukur adalah sebab keridhaan Allah disebabkan pemanfaatan nikmat itu sebagai sarana ibadah.

Syukur menghalangi turunnya adzab. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an,

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu
bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri*) lagi Maha Mengetahui. (Al-Qur’an Al-Karim Surah An-Nisaa’ [4]:ayat 147)

Tatkala iblis – musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala – mengerti nilai syukur, bahawa ia merupakan maqam tertinggi dan termulia, maka iblis pun mencanangkan tujuan akhirnya iaitu mengusahakan terputusnya manusia dari bersyukur. Diterangkan bahawa iblis
berkata :

"Lalu aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari samping kanan dan dari samping kiri. Sehingga Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka pada bersyukur (taat)."
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-A’raaf [7]: ayat 17)

Dalam Surah Saba’ disebutkan bahwa orang-orang yang bersyukur itu sedikit. “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang pandai
bersyukur.” (Al-Quran Al-Karim Surah Saba’ [34]: ayat 13)

Oleh kerana itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan doa agar diberikan taufik untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam hadits shahih diriwayatkan Imam Ahmad, Al-Hakim, An-Nasa’iy, dan Imam An-Nawawy, Rasulullah memberikan nasihat kepada Mu’adz :

Demi Allah, aku benar-benar mencintaiMu. Maka di setiap penghujung solat janganlah kamu lupa membaca “Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika” (Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat kepada-Mu,bersyukur kepada-Mu, dan baik ibadahku kepada-Mu).

Wallahu a’lam wa ’afwu minkum

klik this.. sumber :
~Nurmujahidah Solehah~

No comments: